Pelita Hati Sepanjang Usia

Pelita Hati Sepanjang Usia:

Keutamaan Mempelajari Al-Qur’an bagi Anak Usia Dini, Remaja, dan Lansia

Mukadimah
Segala puji bagi Allah ๏ทป, yang telah menurunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk, cahaya, dan rahmat bagi umat manusia. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad ๏ทบ, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju cahaya iman.

Al-Qur’an bukan hanya kitab suci, tetapi juga sumber ketenangan, petunjuk hidup, dan penyembuh hati. Allah muliakan siapa pun yang mempelajari dan mengamalkannya. Keutamaan mempelajari Al-Qur’an berlaku sepanjang hayat, tanpa mengenal usia. Baik anak-anak, remaja, hingga lansia memiliki kesempatan yang sama dalam meraih kemuliaan Al-Qur’an.

---

๐Ÿ‘ถ 1. Anak Usia Dini: Menanam Sejak Kecil, Menuai Seumur Hidup

Anak-anak berada pada masa emas perkembangan otak dan akhlak. Saat itulah Al-Qur’an seharusnya ditanamkan sebagai pondasi moral dan spiritual. Mengajarkan Al-Qur’an kepada anak bukan sekadar untuk hafalan, tapi juga untuk menumbuhkan cinta pada Allah dan Rasul-Nya sejak dini.

๐Ÿ“– Dalil:

> Rasulullah ๏ทบ bersabda:
"Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat ketika mereka berumur tujuh tahun..."
(HR. Abu Dawud No. 495; Sunan Abi Dawud, Jilid 1, Hal. 133)

Jika shalat yang merupakan cabang dari agama harus diajarkan sejak kecil, maka apalagi Al-Qur’an yang menjadi sumber utama agama.

๐Ÿ“˜ Ibnu Sina dalam kitabnya Adab al-Muta’allim menyatakan:

> "Anak-anak hendaknya dibiasakan mempelajari Al-Qur’an karena daya hafalnya masih kuat dan jiwanya masih murni."
(Adab al-Muta’allim, Hal. 24)

---

๐Ÿง‘‍๐ŸŽ“ 2. Remaja: Mencari Jati Diri Bersama Al-Qur’an

Masa remaja adalah fase di mana seseorang mudah terpengaruh oleh lingkungan. Di sinilah Al-Qur’an berperan sebagai penuntun, penyaring pergaulan, dan penjaga jiwa dari kerusakan moral.

๐Ÿ“– Dalil:

> "Sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk."
(QS. Al-Kahfi: 13)

Ayat ini menggambarkan kisah Ashabul Kahfi—para pemuda yang teguh menjaga iman di tengah badai kesesatan. Remaja yang belajar dan hidup dengan Al-Qur’an akan senantiasa berada dalam bimbingan Allah.

๐Ÿ“˜ Dalam Tafsir al-Jalalayn, dijelaskan:

> "Al-Fityah adalah para pemuda di puncak masa muda mereka, namun mereka kokoh dalam kebenaran."
(Tafsir al-Jalalayn, QS. Al-Kahfi: 13, Hal. 315)

---

๐Ÿ‘ด 3. Lansia: Tak Ada Kata Terlambat untuk Belajar Al-Qur’an

Bagi orang-orang yang telah lanjut usia, mempelajari Al-Qur’an bukanlah keterlambatan, melainkan ladang amal yang diberkahi. Meski daya ingat tak sekuat dulu, tetapi keikhlasan dan kesungguhan mereka memiliki nilai yang sangat besar di sisi Allah.

๐Ÿ“– Dalil:

> Rasulullah ๏ทบ bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya."
(HR. Bukhari No. 5027; Shahih al-Bukhari, Jilid 6, Hal. 104)

๐Ÿ“˜ Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fath al-Bari menjelaskan:

> "Hadits ini mencakup semua usia, baik muda maupun tua. Siapa pun yang mempelajari Al-Qur’an termasuk sebaik-baik manusia."
(Fath al-Bari, Jilid 9, Hal. 78)

---

✨ Penutup dan Pesan Dakwah

Wahai orang tua, tanamkan Al-Qur’an di hati anak-anakmu sejak dini. Wahai para remaja, jadikan Al-Qur’an sahabat hidupmu. Dan wahai para lansia, jangan ragu belajar, karena setiap huruf yang dibaca bernilai pahala yang tak terhingga.

๐Ÿ“– Allah ๏ทป berfirman:

> "Dan sungguh telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk diingat, maka adakah yang mau mengambil pelajaran?"
(QS. Al-Qamar: 17)

Maka jangan pernah merasa terlalu muda atau terlalu tua untuk mempelajari Al-Qur’an. Karena ia adalah cahaya, ia adalah rahmat, dan ia adalah sebaik-baik warisan hidup.

---
✍️ Karya: Elis Nur Hasanah, S.H.
Penyuluh Agama Islam Kota Serang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Hasil Wawancara

“Sabar, Jalan Menuju Ketenteraman dan Kesehatan Jiwa”